Kutai Timur – Pemerintah terus mendorong pelestarian budaya daerah melalui pendekatan berbasis masyarakat. Salah satu langkah yang kini dilakukan adalah mempersiapkan tiga desa di Kutai Timur sebagai destinasi wisata budaya. Desa Imbah Benua di Kecamatan Bengalon, Desa Miaung di Kecamatan Kaubun, dan Desa Kombeng di Kecamatan Muara Wahau menjadi fokus pengembangan karena kekayaan adat dan seni yang masih terjaga secara turun-temurun.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Padliyansyah, menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari proses verifikasi Desa Budaya. Program ini bertujuan mengidentifikasi desa-desa yang memiliki kekuatan budaya sehingga dapat dikembangkan sebagai pusat kegiatan adat dan seni.
“Ketiga desa ini berpotensi menjadi destinasi wisata budaya yang menampilkan kegiatan adat dan pelestarian seni tradisional secara rutin,” ujar Padliyansyah.
Ia menekankan bahwa pengembangan wisata budaya harus dilakukan dengan menjaga keaslian adat istiadat yang menjadi daya tarik utamanya. Karena itu, kegiatan seperti upacara adat, pertunjukan tari tradisional, permainan rakyat, hingga pameran kerajinan akan dikemas tanpa menghilangkan nilai autentik yang menjadi identitas desa-desa tersebut.
Padliyansyah juga menegaskan bahwa pengembangan desa wisata budaya tidak hanya bertujuan menarik wisatawan. Lebih dari itu, konsep ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan warisan leluhur. Melalui kegiatan budaya yang terus berlangsung, masyarakat dapat terlibat langsung dalam proses pelestarian nilai-nilai tradisional.
Dengan dukungan pemerintah daerah, lembaga adat, dan komunitas seni, ketiga desa tersebut diharapkan mampu berkembang menjadi pusat kebudayaan yang aktif. Kegiatan budaya yang rutin digelar akan memperkuat identitas desa sekaligus menjadi sarana pendidikan bagi generasi muda untuk memahami akar tradisi mereka.
Dari Imbah Benua hingga Kombeng, pengembangan desa wisata budaya ini menjadi upaya strategis untuk memastikan seni dan adat Kutai Timur terus hidup di tengah perubahan zaman bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai sumber pembelajaran dan kebanggaan bersama. (SH/ADV).
Masukkan alamat email untukmendapatkan informasi terbaru