Kutai Timur – Ajang olahraga Monster Bike ternyata tak hanya menjadi ruang berkompetisi bagi atlet muda, tetapi juga memberikan stimulus nyata bagi perekonomian masyarakat Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim, Basuki Isnawan, menyebut bahwa setiap event besar membawa pergerakan yang luas, mulai dari sektor kuliner hingga transportasi.
Peserta yang datang biasanya tidak sendiri. Mereka membawa keluarga, menginap di penginapan lokal, bertransaksi dengan pedagang sekitar, hingga memanfaatkan jasa ojek online dan transportasi setempat.
“Penjual makanan ikut merasakan dampaknya, begitu juga tempat menginap dan transportasi,” ujarnya.
Menurut Basuki, inilah yang ia sebut sebagai efek berantai dari sebuah kegiatan olahraga. Bukan hanya atlet yang diuntungkan, tetapi pelaku usaha kecil di sekitar lokasi juga memperoleh penghasilan tambahan.
Ia menegaskan bahwa jika event diselenggarakan secara konsisten, para pelaku usaha akan memiliki kepastian untuk menyiapkan stok, layanan, bahkan memperluas usaha.
Dukungan dari pemerintah daerah dan kepala daerah menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan agenda semacam ini.
Seiring bertumbuhnya berbagai event olahraga di Kutim, semakin terbuka pula peluang ekonomi baru bagi masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh langsung oleh sektor olahraga.
Basuki meyakini, suara pedagang dan pelaku usaha menjadi indikator paling jujur tentang manfaat kegiatan ini.
Banyak dari mereka yang berharap event tidak berhenti, karena menjadi salah satu sumber nafkah tambahan bagi keluarga.
Atas dasar itu, Dispora mendorong agar kegiatan olahraga terus masuk dalam kalender rutin daerah, bahkan ditingkatkan ke level yang lebih besar.
Dengan partisipasi yang semakin luas, Kutai Timur dinilai memiliki peluang besar menjadi tuan rumah berbagai event olahraga tingkat regional hingga nasional, sekaligus mengangkat potensi wisata dan ekonomi kreatif lokal.(ADV)
Masukkan alamat email untukmendapatkan informasi terbaru