Kutai Timur – Di tengah upaya Kutai Timur menjaga denyut budayanya, satu proyek yang telah lama dinantikan harus bersabar menunggu waktu. Museum Kebudayaan Kutai Timur, yang dirancang menjadi pusat dokumentasi sejarah dan kekayaan budaya daerah, belum dapat dibangun tahun ini karena efisiensi anggaran. Meski demikian, cita-cita menghadirkan ruang yang merawat memori kolektif masyarakat Kutim tetap berdiri tegak.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Padliyansyah, menegaskan bahwa museum ini tetap menjadi prioritas jangka menengah pemerintah daerah. Lokasinya telah ditetapkan di Sangatta, berdiri di atas lahan seluas empat hektare yang disiapkan untuk menjadi pusat edukasi budaya, sejarah, dan seni Kutim.
“Terkait pembangunan Museum Kebudayaan Kutai Timur, tahun ini tertunda karena efisiensi anggaran,” ujar Padliyansyah.
Ia menyebutkan bahwa kebutuhan anggaran pembangunan fisik museum diperkirakan mencapai Rp15 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk pengadaan koleksi, perlengkapan interior, serta sistem digitalisasi yang akan digunakan untuk menyajikan artefak budaya secara modern.
“Lokasi museum tetap, Sangatta, di atas lahan seluas empat hektare. Total anggaran fisik yang dibutuhkan sekitar Rp15 miliar, belum termasuk isi dan perlengkapan koleksi,” jelasnya.
Padliyansyah menekankan bahwa penundaan ini bersifat sementara. Pemerintah daerah berupaya agar proyek tersebut dapat masuk kembali dalam perencanaan tahun berikutnya, mengingat museum bukan hanya bangunan, tetapi identitas yang dirindukan oleh masyarakat Kutim. Museum ini diharapkan menghadirkan ruang yang menghubungkan generasi masa kini dengan perjalanan masyarakat Kutim dari masa ke masa.
Ketika museum itu nanti berdiri, ia bukan sekadar tempat menyimpan benda bersejarah. Ia akan menjadi rumah besar yang merawat cerita, seni, dan nilai-nilai yang membentuk jati diri Kutai Timur. Penundaan mungkin terjadi, tetapi tekad untuk menjaga warisan budaya tetap tumbuh.
Dan pada waktunya, museum itu akan menjadi bukti bahwa sejarah daerah ini bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dirayakan dan diwariskan. (SH/ADV).
Masukkan alamat email untukmendapatkan informasi terbaru